Jendela Ungu

Read More

Slide 1 Title Here

Slide 1 Description Here
Read More

Slide 2 Title Here

Slide 2 Description Here
Read More

Slide 3 Title Here

Slide 3 Description Here
Read More

Slide 4 Title Here

Slide 4 Description Here
Read More

Slide 5 Title Here

Slide 5 Description Here

Sabtu, 21 Desember 2019

Bait Ungkap untuk Mama ||Qirsy Halim, MotherDay 2019



Hari ini mungkin momentum yang tepat untuk mengucapkan terimakasih dan ungkapan perasaanku kepada mama.
Meskipun sebenarnya mengungkapkan perasaan kasih sayang dan mengucapkan terimakasih tidak harus pada tanggal 22 desember saja.
Tulisan ini mungkin sebagai media pengantar segala isi hati dari aku kepada mama, karena seperti yang mama ketahui jika aku sangat enggan untuk mengucapkan sesuatu secara langsung.
Mendeskripsikan tentang dirimu, mungkin itu yang akan pertama aku lakukan di video ini.
Tak tahu mengapa, sedari aku kecil yang aku lihat sebagai figure pahlawan itu adalah mama, mungkin karena mama selalu menampilkan sisi kuatnya dihadapanku.
Saat kecil mungkin aku tidak terlalu peduli dengan itu, namun entah mengapa sekarang seiring bertambahnya usia, aku semakin peka, jika ada banyak khawatir dan sendu yang mama sembunyikan.
Dibalik itu semua, mama masih menjadi figure pahlawan di hidupku, terlebih karena mama harus memperjuangkan kehidupan aku seorang diri.
Aku selalu ingat, saat aku kecil pada suatu malam aku menangis karena ditinggalkan mama untuk bekerja, dan pada siang harinya aku merasa marah karena mengapa aku harus pergi ke sekolah bersama nenek, tidak dengan mama seperti teman temanku yang lain.
Waktu itu, yang paling ditunggu tunggu adalah telfon dari mama, untuk menanyakan
" mama kapan pulang ? Kalo pulang mau bawa apa ? "
waktu terus melaju, sekarang aku yang seperti itu mulai tumbuh menjadi gadis dewasa, dan tanpa aku sadari mungkin itu menjadi tanggungan besar yang harus mama handle sendiri.
Mama itu seperti rumah menurutku, mama bisa menjadi pondasi aku saat aku sedang mempelajari arti nyata kehidupan, mama sebagai tiang ketika aku rapuh dan tersungkur, dengan kokohnya mama selalu  menjadi penyangganya, mama sebagai tembok tempat aku bersandar senyaman nyamannya, mama sebagai atap yang selalu melindungiku dari apapun yang akan membuatku tersedih dan bahaya, yang selalu melindungiku dari berbagai presepsi orang yang merendahkanku, mama selalu menjadi pintu yang terbuka lebar untuk memaafkan segala hal yang aku perbuat meskipun itu mungkin hal yang sangat salah dan melukai mama. Dan tanpa lelahnya mama selalu menjadi seperti jendela yang mengantarkan udara untuk bernafas, yaa… mama selalu menjadi seseorang yang sangat berjuang mati matian untuk memperjuangkan kehidupanku, tak peduli seberapa besarnya rintangan yang harus mama lawan sendirian.
Dengan cara mama mendidik aku dengan keras, ternyata itu tidak sia sia. Sekarang aku mulai terbentuk menjadi pribadi yang kuat dengan segala ujian yang ada, mama mengajarkan aku untuk selalu berfikir idealis dengan logis, membentuk mentalku untuk tidak mengenal rapuh, membentuk jiwaku untuk tidak pernah mengeluh, dan membekali aku dengan ajaran yang utuh.
Tidak ada yang bisa membuatku terluka selagi itu ada mama, mama merupakan obat yang paling hakiki dihidup aku, mama merupakan booster yang paling ampuh untuk segala hal, tidak ada alasan untuk aku tidak mencintai mama karena apa yang telah mama berikan merupakan apa yang sangat berarti dan menjadi bekal dihidup aku.
Mengucapkan maaf adalah hal yang paling enggan aku ucapkan di depan mama, namun mungkin tulisan ini bisa menjadi media untuk hal itu.
Mama, maaf jika selama ini ada banyak hal yang aku perbuat yang selalu membuat mama marah,membuat mama kecewa, membuat mama terluka.
Maaf jika mungkin terlalu banyak tenaga yang mama keluarkan agar aku bisa bertahan hidup.
Maaf bila selama ini aku belum bisa menjadi seperti yang mama harapkan.
Maaf jika aku selalu menjadi beban fikiran
Maaf jika aku pernah membuat mama malu.
Maaf jika aku terlalu menuntut hak ku,padahal aku tidak menjalankan kewajibanku.
Maaf jika kemarin kemarin aku terlalu egois tanpa menyadari batin mama pun terluka.
Terimakasih untuk mama yang selalu menampilkan sisi terkuat mama didepanku,
Terimakasih atas setiap do’a yang selalu mama panjatkan untukku selama ini
terimakasih karena mamah selalu ada di  setiap fase hidupku, terimakasih mama selalu menjadi rumah ternyaman untukku, terimakasih untuk semuanya yang telah mama perjuangkan untukku, mama pantas menjadi roller model untuk anak anaknya, kita terlalu beruntung dibesarkan oleh wanita setangguh mama, dan aku selalu berdo’a agar dapat menjadikan mama sebagai ibu yang paling beruntung juga mempunyai anak seperti kita yang dapat sukses di dunia dan akhirat dengan segala ajaran yang mama bekali.
We love u mama <3


Read More

Minggu, 02 Juni 2019

Siapa itu Danilla ? || Penyanyi Indie Wanita

Biografi Danilla 




 Danilla Riyadi lahir di Jakarta pada tanggal 12 Februari 1990 merupakan seorang penyanyi Indonesia anak dari pasangan Bapak Wansyah Fadli dan Ibu Ika Ratih Poespa. Wanita yang bernama lengkap Danilla Jelita Poetri Riyadi ini adalah sesosok wanita yang gemar mendengarkan musik yang bergenre jazz, dan juga sangat suka bernyanyi. Memulai karir bernyanyinya pada tahun 2013 sampai dengan sekarang
Usianya yang belum muda tak menghalangi penghayatan Danilla dengan teknik suara alto. Debut single-nya, 'Buaian', benar-benar membuai siapapun pendengarnya. Musik sederhana namun padat, dibalut vokal merdu ditambah lagi wajah orientalnya yang cantik.
Namun, perempuan kelahiran 12 Februari 1990 itu enggan disebut penyanyi apalagi musisi. Dalam berbagai wawancara Danilla menyebut dirinya hanya orang yang hobi mendengarkan musik dan bernyanyi. Kadang justru dia menyebut dirinya sendiri sebagai pengantar pesan. 
Danilla, begitu sapaan akrabnya, Ia memiliki caranya sendiri dalam bermusik, dan dalam mengimplementasikan pengalaman-pengalamannya yang di tuangkan dalam setiap lagu-lagu yang ia buat. Namun beberapa lagunya juga dibuat dari kisah-kisah nyata perjalanan hidup seseorang. 
Danilla tidak pernah mengenyam pelajaran bermusik, namun itu bukan lah penghalang, sejumlah playlist semenjak ia kecil hingga beranjak dewasa tanpa ia sadari sudah menjadi “guru” bermusiknya. Suaranya yang halus seperti orang yang sedang berbisik membuat para pendengarnya merasakan nyaman dan damai. Lirik-lirik lagunya yang puitis namun mudah untuk dicerna, membuat lagu-lagu ciptaannya mudah dihafalkan. 
Ketertarikannya akan membangun sebuah band, yang akhirnya menjadi pertemuannya dengan Lafa Pratomo di awal tahun 2012 yang berkontribusi sebagai produsernya adalah titik balik dari keengganan Danilla akan pelabelan itu. Adanya kecocokan musikalitas diantara keduanya membuahkan banyak sekali kesepakatan-kesepakatan musikal berupa karya-karya yang direkam di sebuah studio milik Orion Records Indonesia. Dibawah naungan label Orion Records dan Demajors di awal tahun 2014, ia merilis sebuah single yang bertajuk ‘Buaian’ yang digubah dan diaransemen oleh Lafa Pratomo. 
Pada tahun 2017 Danilla akhirnya melepas album penuh keduanya, setelah debut albumnya Telisik yang dirilis 4 tahun lalu. Di album keduanya kali ini, Danilla juga berperan langsung sebagai produser bersama Lafa Pratomo dan Aldi Nada Permana dari Ruang Waktu Music Lab.
Di album keduanya kali ini Danilla juga menulis hampir seluruh lagunya sendiri, berbeda dengan debut albumnya yang masih banyak melibatkan Lafa dalam penulisan lagunya.
Lintasan waktu berisikan 10 track dan dirilis oleh Ruang Waktu Music Lab bekerjasama dengan Demajors. Kini album tersebut sudah bisa dinikmati di sejumlah platform musik digital dengan menjadikan lagu berjudul “Aaa” sebagai single pertamanya.
Jajaran musisi yang turut bekerja sama dalam album ini diantaranya Dimas Pradipta dan Edward Manurung yang tak diragukan lagi dengan instrumen drum, Christ Stanley yang menjadi pianis Danilla di atas panggung pun turut memberikan kontribusi dentingan piano di sejumlah lagu, Danilla sendiri sebagian besar memainkan instrumen synthesizer di sejumlah lagunya, Lafa Pratomo yang selalu menjadi andalan Danilla untuk memainkan gitarnya, juga Danilla membawa Gallang Perdhana (Danilla, Sarasvati) dan Petrus Bayu Prabowo (Mondo Gascaro, The Monophones) untuk turut mendentumkan instrumen bass. 
Tak hanya itu, turut dibawa juga Rd. Moch Sigit Agung Pramudita dari Tigapagi untuk bernyanyi bersama Danilla di lagu “Entah Ingin Ke Mana”. Demi mendukung sisi visual, Danilla mendapuk Eunice Nuh sebagai ilustrator dari sampul album Lintasan Waktu.

Read More

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest
https://www.blogger.com/img/gl.quote.gif
Kiss Me Sweethearts

Postingan Populer

Recent Comments

Diberdayakan oleh Blogger.
The Magazine

Facebook

Mengenai Saya

Hallo , I'm Qirsy Halim and I'm Indonesian. Selain sering muncul di blog, aku lebih sering muncul di Youtube, still to be Qirsy Halim. Enjoy with my randomly words, Love.

Follow Us @soratemplates

BTemplates.com

Blogroll

Blogroll

About Me
Munere veritus fierent cu sed, congue altera mea te, ex clita eripuit evertitur duo. Legendos tractatos honestatis ad mel. Legendos tractatos honestatis ad mel. , click here →

About

Copyright © Qirsy Halim | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com